Rambut boleh sama hitam, tapi isi kepala tak mungkin sama. Pepatah bilang, laing ladang lain ilalang. Hal ini memang tidak bisa dipungkiri.
Begitu pula yang terjadi pada diri para santri. Sama-sama berupaya menghafal Al-Qur’an, tetapi masing-masing santri punya cara tersendiri.
Jika Ammar, santri kelas VII SMP Integral Hidayatullah Depok yang memiliki hafalan hampir 6 juz itu membagi hafalan dalam beberapa waktu, maka berbeda cara yang dilakukan oleh Akhyar yang kini telah mencapai hafalan sebanyak 13 juz.
“Saya menghafal setiap selesai sholat, tapi waktu yang paling bagus adalah setelah tahajjud, di tengah malam,”ujar pemilik nama lengkap Ahmad Musthofainal Akhyar ini.
Akhyar yang menghafal sejak kelas SMP ini mengaku selalu berusaha bangun malam untuk muroja’ah atau menambah hafalan.
“Saya biasanya ya di waktu itu bisa muroja’ah atau menambah hafalan dengan tenang,” akunya.
Akhyar kini tercatat sebagai santri Sekolah Pemimpin MA Hidayatullah Depok yang disponsori penuh oleh BMH Pusat Jakarta, sehingga Akhyar selama sekolah tiga tahun bebas dari biaya apa pun secara total alias 100%.